Jum’at, 26 November 2021 adalah hari yang istimewa bagi santri Ma’had Wakaf Syaraful Haramain. Setidaknya ada empat rangkaian acara berfaedah mengisi pagi harinya. Yang pertama, seperti biasanya selepas sholat subuh dan dzikir pada hari Jum’at, para santri menyimak taujih spesial dari KH. Hafidz Abdurrahman, MA.  membahas kitab “Ayyuhal Walad” karya Imam Al Ghazali.

KH. Hafidz Abdurrahman, MA menguraikan tentang bahayanya riya’ pada diri seorang muslim. Juga betapa pentingnya melatih keikhlasan dan kesabaran dalam berinteraksi sosial. Beliau lalu menekankan kepada para santri untuk memiliki harapan mulia dan cita-cita besar walau nampaknya mustahil. “Ajukan proposal kemustahilanmu kepada Allah, dan engkau akan dapati bahwa Allah akan mewujudkannya. Mintalah terus, pasti akan diijabah, meski apa yang kita minta tampak mustahil.

Setelah taujih, KH. Hafidz Abdurrahman, MA mengajak para santri dan asaatidz untuk memanjatkan do’a Aqiqah untuk Ananda Muhammad Rumi bin Khalid dari Sidney, Australia. Dilanjutkan dengan do’a untuk kelancaran Ujian Akhir Semester yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu 27 November 2021. Kegiatan diakhiri dengan makan gulai kambing bersama seluruh santri dan asaatiz juga ustazaat.

Tak lama kemudian, pada pukul 08.00 WIB Ma’had Syaraful Haramain kedatangan rombongan tamu dari tim Coach Ekskul Furusiyah dalam rangka pembukaan dan peresmian Program Memanah dan Berkuda (Furusiyah)” yang merupakan salah satu program kepanduan santri MSH. Ustadz Felix Siauw sebagai ketua tim pun menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya program ini.

“Olahraga memanah dan berkuda dapat melatih fokus, kesungguhan, dan bagus untuk menguatkan mentalitas para calon ulama. Karena untuk menjadi ulama yang kredibel, para santri harus mengerahkan segenap ikhtiar, membutuhkan fokus dan proses panjang yang tak mudah, maka memanah adalah olahraga yang tepat. Sedangkan untuk melatih mental baja dan daya juang, olahraga berkuda adalah olahraga yang tepat. Itulah mengapa Imam Syafi’i tidak hanya hebat ilmunya, tetapi juga ahli memanah dan berkuda,” jelas Ustadz Felix.

Setelah itu, para santri banin terlebih dulu berkumpul di lapangan untuk memulai kegiatan ekskul memanah. Selain Ustadz Felix, segenap coach dan kru tim MSH Furusiyah juga menjelaskan sejarah, teknik, dan praktik memanah. Sedangkan santri banat melakukan kegiatan piket dan belajar untuk persiapan UAS terlebih dahulu.

Pukul 09.00 WIB, tiba saatnya giliran santri banat praktek memanah ke lapangan. Walau sinar mentari terasa semakin terik, rupanya hal tersebut tak jua menyurutkan semangat para santri banat dalam mengikuti agenda itu hingga selesai.

“Yang kita perlukan hanya berikhtiar, sedangkan anak panah yang mendarat adalah qodlo atau keputusan Allah,” jelas Ustadz Felix setelah beberapa santri banat mencoba praktik memanah. Ustadz Felix pun menjelaskan bahwa berat busur dan anak panah ternyata berbeda-beda. Hamzah RA. dan para sahabat Nabi lainnya biasa menggunakan busur panah yang sangat berat dan tak semua orang dapat menggunakannya.

“Semuanya bertahap ya, sekarang memanah dulu. Tapi insyaAllah, dalam waktu dekat para santri akan mencoba berkuda,” jelas Ustadz Felix sebelum kegiatan ekskul ditutup dan diakhiri dengan doa. Para santri pun sangat senang dan begitu antusias mengikutinya. Kemudian para santri segera kembali ke kamar dan tim MSH Furusiyah juga bergegas balik ke asrama untuk persiapan diri dan untuk menunaikan sholat Jum’at.

Alhamdulillah, biidznillah Jumat ini menjadi hari Jumat yang istimewa bagi para santri Mahad Wakaf Syaraful Haramain. Semoga rangkaian acara yang telah terselenggara tersebut dapat meningkatkan daya fokus para santri dan dapat melecutkan semangat dan daya juang mereka sebelum melaksanakan ujian akhir semester ini, serta tentu saja ke depan bisa membentuk mental ksatria pada diri para santri Ma’had Wakaf Syaraful Haramain. [QA]

Leave a Comment