Di penghujung bulan Mei dan penghujung semester akhir tahun ajaran 2022/2023, Bimbingan Konseling Islam/BKI MSH bekerjasama dengan Biro Akademik menggelar Program Motivasi Menjelang Ujian PAT. Agenda yang diadakan di Masjid Syaraful Haramain ini menghadirkan Ustadz Weemar Aditya sebagai pemateri. Tak sendiri dari Tim Yuk Ngaji, Ustadz Wemar mengajak Hawariyyun ikut berbagi pengalaman saat dulu belajar di pondok pesantren.

Mengangkat tema “Kuatkan Aqidah, Nyalakan Nalar Berpikir” diharapkan santri dapat lebih fokus belajar dengan niat yang benar dan siap semangat menghadapi ujian PAT yang sudah di depan mata. BKI MSH mencanangkan Program Motivasi Menjelang Ujian ini sebagai program tetap BKI MSH. Acara yang dipandu oleh Ustadz Asep Akhmad ini diikuti oleh santri seluruh angkatan. Bahkan demi mendukung program ini, seluruh asatidz wal ustadzaat turut serta menyimak acara ini agar memiliki maklumat yang sama antara santri dan guru.

Ustadz Weemar mengawali motivasi dengan kisah nyata beliau dalam perjalanan belajarnya saat menghadapi ujian. Dari kisah ini, santri bisa membedakan cara yang benar dalam belajar serta cara yang salah dalam belajar. Mindset awalnya, belajar yang dilakukan bukan sekedar untuk menghadapi ujian saja. Namun memastikan niat belajar yang benar perlu untuk dipasang di awal mula.

Jika niat belajarnya hanya mau mendapatkan nilai, maka yang akan didapatkan hanyalah nilai semata. Begitu juga jika belajar hanya untuk dapat dapat ijazah, maka hanya akan mendapat ijazah. Jika belajar niatnya agar mendapatkan pekerjaan, maka pekerjaan saja yang didapat. Karena itu yang benar adalah belajar diniatkan untuk mencari ilmu dan berkahnya. Demikian pungkas Ustadz Weemar. Hal ini diperkuat oleh ajakan Hawariyyun untuk memperbaiki lagi niat dalam belajar, apakah sudah karena Allah, ataukah karena yang lainnya.

Santri Program KAH MSH

Menariknya, dalam pemaparannya Hawariyyun menceritakan kisah Nabi Yusuf yang mengalami banyak sekali kesengsaraan. Ketika mendapatkan segala kesengsaraan itu, Nabi Yusuf selalu mengatakan “Qod ahsanallahu li” (Allah selalu berbuat baik padaku). Pesan ini dapat dijadikan afirmasi tiap kali menghadapi kesulitan, termasuk dalam belajar dan menempuh pendidikan di ma’had. Santri perlu memiliki mental seperti Nabi Yusuf ini. Jangan melihat kesulitannya, tetapi ingat terus ucapan Nabi Yusuf tadi, bahwa Allah selalu berbuat baik pada kita. Dari sanalah muncul kemudahan demi kemudahan, solusi dari setiap kesusahan.

Dalam menempuh proses belajar yang panjang, Ustadz Weemar memberikan skematiknya dengan konsep aqidah. “Minazzulumati ilannur” (Perpindahan dari kegelapan menuju cahaya). Perpindahan ini diurai menjadi enam tingkatan. Bermula dari ketidaktahuan, yakni tingkatan paling rendah. Dari tidak tahu, kemudian menjadi tahu. Dari tahu, kemudian menjadi bisa. Dari bisa, kemudian menjadi biasa. Dari biasa, kemudian menjadi terbiasa. Dari terbiasa, kemudian menjadi ikhlas lillahi ta’ala.

Ustadz Weemar dan Hawariyun memberikan motivasi kepada santri
KH. Hafidz Abdurrahman, MA memberikan taujih dan menutup acara dengan do’a

Untuk dapat melewati enam tahap ini, dibutuhkan enam hal yang perlu dilakukan. Pertama, niat, sehingga dari niat itulah terbuka jalan dalam mencari berbagai macam informasi. Kedua, belajar, pelajari terus sampai paham. Ketiga, lingkungan yang baik, dengan menciptakan atau mencari orang-orang yang dapat mendukung proses belajar, bukannya malah mencari orang yang membuat mundur dan jadi malas belajar. Keempat, pembiasaan, dengan cara mengulang-ulang lagi belajarnya, karna “muroja’ah is the key” dari setiap proses pembelajaran yang kita lakukan, baik itu untuk menghafal Al-Qur’an atau untuk belajar pengetahuan apapun. Kelima, istiqomah, konsisten untuk terus melakukan semua langkah dalam proses belajar yang sudah dimulai. Keenam, tawakal, jika sudah berusaha seoptimal yang bisa dilakukan, maka jangan lupakan tawakal. Sebagaimana Al-Qur’an dalam surat Ali Imran ayat 159 meminta untuk “fa idza azzamta, fatawakkal alallah” (jika kamu sudah berazzam/membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah).

“Sisanya, nikmati prosesnya.” Begitu pesan akhir Ustadz Weemar menyuntikkan semangat untuk santri. Di akhir sesi, acara ditutup dengan doa yang penuh ketulusan dari KH. Hafidz Abdurrahman, MA khususon mendoakan para santri agar lancar dan dimudahkan oleh Allah dalam mengerjakan ujian PAT.[]putri/bki.msh

Leave a Comment