Gallery image

Khilafah ‘Utsmaniyah Menjaga Tiap Jengkal Wilayah Islam

Atas nama Islam, Khilafah ‘Utsmaniyah telah menghentikan rencana tentara Salib, dimana orang-orang Portugis bertujuan memasuki Laut Merah dan menguasai Jeddah. Setelah itu, mereka menuju ke Makkah al-Mukarramah untuk menghancurkan Ka’bah. Setelah itu, mereka akan lanjutkan ke Madinah untuk membongkar makam Rasulullah saw. Berikutnya, mereka akan menuju ke Tabuk hingga ke Baitul Maqdis, dengan target Masjidil Aqsa dan Kubah Shakhra’.

Khilafah ‘Utsmani pun membuat rancangan baru, dengan menjadikan pelabuhan Yaman, khususnya Aden, sebagai titik pertahanan untuk menyerang markas Portugis di India, dan mempertahankan pesisir Laut Merah. Khilafah ‘Utsmaniyah juga telah berhasil memporak-porandakan armada maritim Portugis dekat Jeddah, tahun 933 H, serta menghacurkan setiap usaha yang dikerahkan oleh Portugis untuk membentuk Front Kristen. Ketika Portugis melakukan koalisi dengan orang-orang Ethiopia melawan pasukan Islam di Laut Merah, wilayah Timur Afrika.

Juga atas nama Islam, Khilafah ‘Utsmaniyah telah menyatukan berbagai wilayah di dunia Islam dalam satu rangkaian politik dan satu Front Islam, setelah sebelumnya berserakan. Bahkan, nyaris berjauhan satu dengan yang lain, sejak persatuan dan kesatuan Islam terkoyak, akibat lemahnya Khilafah dan kejatuhannya di Baghdad tahun 656 H di tangan Tatar. Karena itu, Khilafah ‘Utsmaniyah telah berhasil menjadikan ikatan agama sebagai ikatan dasar di antara berbagai wilayah.

Atas nama Islam, Khilafah ‘Ustmaniyah juga telah memberikan perhatian terhadap urusan wilayah Hijaz. Yang paling menonjol adalah perhatian Khilafah terhadap tempat-tempat suci Islam. Karena, di sanalah kiblat kaum Muslim, tempat turunnya risalah dan wahyu, serta tempat bertemunya hati kaum Muslim. Sultan Salim I, yang tak lain adalah Khalifah pertama dari Khilafah ‘Utsmaniyah, telah menjadikan 1/3 pendapatan yang diperoleh dari Mesir dibelanjakan untuk melayani kepentingan dua tanah suci. Pendapatkan dari kharaj yang diambil dari penduduk Yunani juga dialokasikan untuk mengurus urusan dua tanah suci. Inilah yang menjadi Hijaz sebagai sentral keagamaan.

Khilafah ‘Utsmaniyah juga telah memberikan perhatian besar terhadap kafilah haji, dan mengurusnya dengan sepenuh hati. Khilafah ‘Utsmaniyah telah memberikan perhatian terhadap jalan-jalan, menyediakan sumur, saluran air di sepanjang jalur haji. Termasuk menyediakan pos-pos, dan mengurus pangkalan utama haji yang datang dari berbagai penjuru negeri.

Atas nama Islam, Khilafah ‘Utsmaniyah telah mengirimkan pasukannya untuk membantu penduduk Teluk Arab yang meminta bantuan tahun 857 H/1550 M dalam menghadapi ancaman Portugis. Khalifah saat itu, Sultan Sulaiman al-Qanuni, kemudian mengirim misi pasukan dari Swiss hingga ke Teluk Arab guna membantu saudara sesama Muslim. Langkah itu kemudian diikuti oleh Khalifah penerusnya hingga tahun 989 H/1581 M. Misi pasukan ini telah berhasil memaksa Portugis menelan beberapa kali kekalahan.

Atas nama Islam, Khilafah ‘Utsmaniyah menempatkan armada maritimnya di sepanjang pesisir wilayah Laut Merah. Kebijakan itu terus dipertahankan hingga akhir abad ke-18 M. Itu artinya, Khilafah ‘Utsmaniyah telah memberikan khidmat yang luar biasa untuk Islam, dimana Khilafah telah menghadapi ancaman pasukan Salib, Portugis, di Laut Merah dan tempat-tempat suci Islam yang lainya.

Leave a Comment