Bogor (24/02/22) — Alhamdulillah, bi’idznillah, Ma’had Wakaf Syaraful Haramain telah sukses mengadakan kegiatan untuk memperingati peristiwa Isra Mi’raj Baginda Nabi Muhammad ﷺ dengan tema: “ISRA DAN MI’RAJ NABI: VISI MISI BESAR ISLAM WUJUDKAN RAHMAT.”

Acara ini disajikan dalam bentuk talkshow yang dipandu oleh Gus Falah selaku Ketua DKM Syaraful Haramain, dan disiarkan secara live streaming melalui YouTube. Seluruh santri, Asaatidz, Staff, wali santri angkatan 1-3 dan para pemirsa di rumah turut hadir meramaikan peringatan Hari Besar Islam (PHBI) tersebut.

Sebelum masuk ke inti acara, kegiatan talkshow ini didahului dengan penampilan hadroh santri, pembacaan tilawah al Qur’an dan intisarinya, dilanjut dengan beberapa acara sambutan.

Salah satu anggota panitia OSSH (Organisasi Santri Syaraful Haramain), ananda Ali Faqih mewakili seluruh panitia penyelenggara dalam pengantarnya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang hadir pada malam itu dan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga acara ini dapat terlaksanakan.

Sebagai ummat Islam sudah seharusnya kita mengetahui lebih dekat Rasul kita, Nabi Muhammad SAW termasuk peristiwa-peristiwa penting yang beliau alami, salah satunya adalah peristiwa isra’ miraj yang kita peringati pada malam hari ini. Tentunya semua itu semata-mata untuk meningkantkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan dapat lebih baik lagi dalam menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya.” demikian yang disampaikannya pada akhir pengantar.

Selan itu, Ustadz Ade Sudiana, Lc selaku Kepala Progam KAH-MSH pun turut memberikan sambutan hangat kepada para hadirin. Beliau menuturkan bahwa prestasi yang telah diraih oleh seluruh santri KAH Mahad Syaraful Haramain saat ini merupakan hal yang patut disyukuri dan harus terus ditingkatkan.

Sambutan terkahir disampaikan oleh Gus Ali Fathoni sebagai perwakilan Yayasan. Beliau menjelaskan terkait progress pembangunan Ma’had yang sampai tahap ini masih dikerjakan, seperti finalisasi dapur umum yang sebentar lagi selesai, pengadaan lapangan, serta prasarana lainnya, dan juga rencana pembangunan kedepannya seperti MSH Mart yang nantinya akan disediakan secara independen untuk santri banin dan santri banat. Beliau menyampaikan laporan tersebut sekaligus menyampaikan terima kasih kepada para wakifin, muhsinin dan untuk segala doa dari para wali santri dan para mukhlisin atas ketulusannya dalam bersinergi membangun Ma’had melalui program wakaf ini.

 Setelah rangkaian sambutan selesai disampaikan, MC mempersilahkan Gus Falah untuk membuka acara talkshow. Fadhilatul Mudir KH. Hafidz Abdurrahman, MA dan Ustadz Felix Siauw hadir sebagai bintang tamu pada malam hari itu.

Pada talkshow sesi pertama, Ustadz Felix Siauw menyampaikan bahwa hanya Islam yang bisa mewujudkan rahmat bagi alam semesta, karena Islam mempunyai ideologi dan sistem yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa. Beliau juga menjelaskan bahwa Islam adalah rahmat, namun terus menerus dinarasikan dengan narasi sumbing, Islamophobia, agar orang Islam dan non Muslim takut dan menjauhi Islam.

Gus Falah pun menanggapi tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Felix Siauw, bahwa saat ini memang ada banyak sekali orang Islam yang justru takut dengan Islam itu sendiri. Tentu saja mereka yang takut pada Islam sebenarnya hanyalah orang-orang yang jahil, mereka adalah orang-orang yang tidak faham akan wanginya, silaunya (terangnya) cahaya Islam. Padahal, jikalau mereka tahu kehebatan Islam, maka pastilah mereka akan merapat dan mau memperjuangkan Islam.

“Oleh karena itu, di ma’had ini kita belajar untuk menghilangkan kejahilan, agar tidak menjadi jahil murokkab atau permanen, meski banyak suka duka, onak duri dan berbagai kesulitan yang menghambat dalam menuntut ilmu itu luar biasa namun insyaAllah hasilnya akan berbuah manis (jika kita mau bersabar dan taat pada peraturan yang ada, baik taat pada peraturan ma’had maupun pada syariat islam).” tuturnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Gus Falah pun mempersilahkan kepada abah Agah Anggara Rakhman, wali santri dari salah satu santri yakni ananda Syahdan Aufa dan abah Darmayulis Putra walisantri dari ananda Najmah Mujahidah Yulis untuk menemani bintang tamu di depan, dalam rangka memberikan testimoni kisah inspiratif perubahan yang dialami ananda ketika menimba ilmu di Ma’had dan pesan-kesan kepada wali santri dan kepada para santri.

Testimoni pertama dibuka oleh abah Agah yang mengisahkan bahwa ananda Muhammad Syahdan Aufa ketika kelas 1 SMP dulu pernah sangat tidak betah, bahkan hingga berani meninggalkan ma’had dan berakhir mendapatkan ta’dib, namun siapa sangka, kini justru ananda menjadi salah satu santri yang berprestasi dan termasuk asyru awaail dari kelas Imam Ahmad.

Beliau juga menjelaskan dengan haru bahwa perubahan ananda kini sangat luar biasa, mulai dari sisi adab, kemandirian, dan kedewasaan. Bahkan, ananda Aufa kini justru memiliki harapan yang mulia, yakni bisa hafal 30 juz sebelum berusia 17 tahun.

Peserta sangat antusias mendengarkan kisah yang disampaikan abah Agah terkait perjuangannya dalam menghadapi ananda yang pada awalnya sangat tidak betah di Ma’had namun mau berusaha dalam mengejar ketertinggalan dalam banyak hal, hingga kini ananda sudah berhasil menyelesaikan hafalan 6 juz dan menjadi santri yang berprestasi di Ma’had sehingga bisa menjadi inspirasi dan pelajaran bagi wali santri yang lainnya.

Sementara itu, abah Darmayulis Putra, wali santri dari ananda Najmah Mujahidah juga menjelaskan perjuangan dan kisah yang inspiratif dari dari sisi yang berbeda. Ananda yang pertama kali merasakan pembelajaran di Ma’had masih dengan sistem pembelajaran online ternyata ketika datang ke Ma’had sempat merasa keberatan dalam banyak hal seperti menjalani peraturan dan mengejar target yang ada, namun kini perkembangannya juga luar biasa hingga ia berkeinginan menjadi seorang mujtahidah.

Pada awalnya hafalan ananda bahkan masih di bawah 1 juz, sehingga ananda merasa keberatan dengan target hafalan, mengingat teman-temannya sudah berhasil tasmi’ 5-6 juz, namun kini dalam waktu yang singkat, selama menimba ilmu di Ma’had telah menyelesaikan 4 juz dalam waktu tidak sampai 2 tahun. Abah Darmayulis dengan runut mengisahkan perjuangan ananda untuk memecahkan problem target hafalan, dan beliau menegaskan bahwa semua ini diperoleh dengan memiliki keyakinan, “yang penting ada kepercayaan kepada Ma’had dan sistemnya“.

Setelah perwakilan wali santri berbagi inspirasi kepada para peserta yang hadir, acara dilanjutkan oleh penampilan tim hadroh santri Syaraful Haramain dan penayangan video seputar progress pembangunan dan ajakan untuk turut andil dalam berwakaf sebelum acara berlanjut ke talkshow sesi kedua.

Fadhilatul mudhir KH. Hafidz Abdurrahman, MA menjelaskan pelajaran penting dari Isra’ Mi’raj adalah bagaimana kita mengkonversi sesuatu yang dalam pandangan kita itu tampak mustahil menjadi nyata, karena dalam pandangan Allah segala sesuatu itu tidak ada yang mustahil. Semua bisa diwujudkan sebagaimana kisah Abah Agah dan Abah Dayulis tadi tentang perjuangan ananda yang mengalami kesulitan namun pada akhirnya dapat bangkit dan menjemput perubahan.

Gus Falah turut menyinggung terkait pembangunan ma’had yang dalam waktu singkat bisa selesai dikerjakan, sesuatu yang nampak mustahil dan berada di luar nalar banyak orang, namun rupanya Allah SWT berkenan untuk mewujudkannya. Begitulah, jika Allah menghendaki sesuatu, maka Allah akan menyiapkan jalannya.

KH. Hafidz Abdurrahman, MA juga menegaskan bahwa Isra’ dan Mi’raj adalah bagian dari pelajaran yang Allah berikan kepada ummat ini. Bahwa tak ada yang mustahil bagi Allah, termasuk menjadikan Islam dan ummatnya memimpin kembali dunia. Maka, dengan bersandar kepada Allah, segala sesuatunya dapat terwujud karena tak ada yang mustahil bagi-Nya.

Semoga melalui acara ini kita mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah dari persitiwa isra’ mi’raj melalui tausiyah-tausiyah oleh para pembicara dan kisah inspiratif dari perwakilan wali santri yang hadir. [berlanjut ke bagian 2]

Leave a Comment