Haflah Iftitah dan Halal bi Halal Majlis – Ma’had Syaraful Haramain
Ada yang berbeda dengan suasana Ma’had Syaraful Haramain Bogor pada hari Ahad 31 Juli 2016 dari biasanya. Terlihat parkiran di depan Ma’had penuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Satu demi satu tampak sebagian dari umat Nabi Muhammad saw ini memasuki aula Ma’had yang terletak di lantai dua, hingga akhirnya penuh. Ternyata pada hari itu sedang dilaksanakan Haflah Iftitah untuk para mahasantri angkatan baru di semester dua tahun ajaran 1437 H baik dari program ‘Idad lughawiy maupun dari program Dirasah Islamiyah, sekaligus halal bihalal dengan jama’ah Majlis Syaraful Haramain.
Tercatat sebanyak 48 Mahasantri baru yang terdaftar di program Idadi untuk Ma’had pusat dan 22 Mahasantri baru program Idadi untuk Ma’had Cabang BSD. Sedangkan di kelas Dirasah Islamiyah tercatat 33 Mahasantri berasal dari lulusan kelas Idadi angkatan pertama dan Mahasantri yang lulus langsung ke Dirasah Islamiyah di tes penempatan kelas awal pendaftaran.
Kegiatan Haflah Iftitah ini selain diisi dengan pemberian syahadah (sertifikat) kepada lima lulusan terbaik program Idadi angkatan pertama, juga diisi dengan penjelasan orientasi Ma’had sekaligus taujih dan tausiyah dari Khadim Ma’had KH Hafidz Abdurrahman, MA.
Dalam penyampaiannya, KH Hafidz menegaskan bahwa Ma’had Syaraful Haramain bukanlah lembaga kursus bahasa Arab. Ma’had ini dibuat untuk mencetak kader ulama sebagai pewaris para Nabi. Oleh karena itu, program utama Ma’had ini adalah program Dirasah Islamiyah, sedangkan program ‘Idad Lughawiy adalah sebagai program persiapan untuk bisa masuk di kelas Dirasah, dimana bahasa pengantar maupun materi kajiannya menggunakan bahasa Arab.
Selain itu, KH Hafidz menyampaikan bahwa sambutan umat terhadap keberadaan Ma’had ini begitu besar. Hal ini ditandai dengan berdirinya tiga cabang Ma’had Syaraful Haramain yaitu di BSD Serpong, Bandung dan Kendari, padahal Ma’had ini baru didirikan pada awal tahun 2016. Ditambah dengan banyaknya para pendaftar baru yang terpaksa dimasukan ke waiting list dikarenakan kuotanya yang sudah tidak mencukupi.
Haflah ini kemudian ditutup dengan do’a oleh Ustadz Zamroni Ahmad sebagai Rois Qism ‘Idad lughawiy dan diakhiri dengan saling bersalaman diantara para mahasantri dengan para mudarris Ma’had. [AJ]